Rabu, 03 Maret 2010

Kelebihan dan Kekurangan Teori Behaviouristik

Aplikasi teori behaviouristik terhadap pembelajaran siswa*
Guru yang menggunakan paradigma behaviourisme akan menyusun bahan pelajaran yang sudah siap sehingga tujuan npembelajaran yang dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak hanya memberi ceramah tetapi juga contoh-contoh. Bahan pelajaran disusun hierarki dari yang sederhana sampai yang kompleks. Hasil dari pembelajaran dapat diukur dan diamati, kesalahan dapat diperbaiki. Hasil yang diharapkan adalah terbentuknya suatu perilaku yang diinginkan.

*Kekurangan dan Kelebihan*
Metode ini sangat cocok untuk pemerolehan kemampuan yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsure kecepatan spontanitas kelenturan daya tahan dsb. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan peran orang tua. Kekurangan metode ini adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru bersifat mekanistis dan hanya berorientasi pada hasil. Murid dipandang pasif, murid hanya mendengarkan, menghafal penjelasan guru sehingga guru sebagai sentral dan bersifat otoriter.

Motivasi Belajar

Motivasi belajar setiap orang, satu dengan yang lainnya, bisa jadi tidak sama. Biasanya, hal itu bergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Misalnya, seorang anak mau belajar dan mengejar rangking pertama karena diiming-imingi akan dibelikan sepeda oleh orangtuanya. 
Contoh lainnya, seorang mahasiswa mempunyai motivasi belajar yang tinggi agar lulus dengan predikat cum laude. Setelah itu, dia bertujuan untuk mendapatkan pekerjaan yang hebat dengan tujuan membahagiakan orangtuanya. 

Apa saja, sih, faktor-faktor yang membedakan motivasi belajar seseorang dengan yang lainnya?

Beberapa faktor di bawah ini sedikit banyak memberikan penjelasan mengapa terjadi perbedaaan motivasi belajar pada diri masing-masing orang, di antaranya:
  • Perbedaan fisiologis (physiological needs), seperti rasa lapar, haus, dan hasrat seksual
  • Perbedaan rasa aman (safety needs), baik secara mental, fisik, dan intelektual
  • Perbedaan kasih sayang atau afeksi (love needs) yang diterimanya
  • Perbedaan harga diri (self esteem needs). Contohnya prestise memiliki mobil atau rumah mewah, jabatan, dan lain-lain.
  • Perbedaan aktualisasi diri (self actualization), tersedianya kesempatan bagi seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Stimulus motivasi belajar

Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
  • Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
  • Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.

Tips-tips meningkatkan motivasi belajar

 Motivas belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.

Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
  • Bergaullah dengan orang-orang yang senang belajar
    Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar. 

    Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah presrasi.

    Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita. Seperti halnya analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi. 
  • Belajar apapun
    Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
  • Belajar dari internet
    Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.

    Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
    Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya. 

    Cari motivator
    Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.

    "Resep sukses: Belajar ketika orang lain tidur, bekerja ketika orang lain bermalasan, dan bermimpi ketika orang lain berharap." --William A. Ward

Aplikasi Teori Belajar Vygotsky



Teori belajar Scaffolding yang dicetuskan oleh Vygotsky bisa kita aplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya: Mama saya ingin belajar memakai laptop untuk bisa membuka facebook. Pada awalnya, saya terus menerus berada di sampingnya dan mengajarkannya untuk menyalakan komputer, log in ke facebook memencet-mencetkan tombol sambil menunjukkan cara-caranya kepada ibu saya. Secara bertahap, saya tidak menolongnya dalam menyalakan dan mematikan laptop. Kemudian dalam membuka facebook masih saya tolong. Lalu saya mulai membiarkannya mencoba untuk menyalakan, mematikan, dan log in ke facebook tanpa bantuan saya. Dan pada akhirnya saya tidak akan menolongnya lagi. Dengan demikian, lama-kelamaan ibu saya bisa menggunakan laptop dan membuka facebook tanpa bantuan saya lagi. 

Selasa, 02 Maret 2010

Aplikasi Teori Belajar Bandura


Teori belajar sosial koginitif Bandura menekankan kepada pentingnya modelling, dimana anak/pengamat mengikuti apa yang dilakukan oleh lingkungan sosialnya.
Contohnya: Apabila kita mempunyai adik kecil, dan ingin mengajarkan agar dia terbiasa untuk selalu cuci tangan setiap sebelum dan sesudah makan, maka kita dan lingkungan sosial adik kita (mama-papa) sendiri harus melakukan hal yang sama sebagai contoh untuknya. Sehingga, adik kita secara tidak sadar akan menerapkan kebiasaan mencuci tangan tersebut.

Pengaplikasian Teori Belajar Skinner

Terapi Operant Conditioning dari skinner menurut saya adalah terapi yang bisa diaplikasikan dengan mudah dalam kehidupan sehari-hari, ciri khas teori Skinner adalah adanya Positive Reinforcement dan Negative Reinforcement.

  • Positive Reinforcement : Cara untuk Memperkuat suatu perilaku atau menghambat perilaku dengan cara memberikan sesuatu yang menyenangkan bagi subyek segera setelah perilaku itu muncul.

Contoh : Apabila kita mempunyai adik kecil yang tidak suka membaca, suruhlah ia membaca buku pelajaran setengah jam setiap hari dengan imbalan sebuah coklat silverqueen setiap selesai belajar. Dengan harapan bahwa adik kita akan terbiasa atau terpicu untuk membaca.

  • Negative Reinforcement : Cara untuk memperkuat suatu perilaku atau menghambat perilaku dengan cara mencabut sumber ketidaknyamanan atau ketegangan subyek setiap kali perilaku itu muncul.

Contoh : Seorang istri suka mengomel bila suaminya lupa mengkunci pintu, berhenti mengomel bila suaminya mengkunci pintu, dengan harapan bahwa lain kali suaminya cenderung mengulang kegiatan menutup pintu.

Namun untuk menggunakan reinforcement diatas harus memperhatikan beberapa hal yang penting, diantaranya adalah ketepatan Reinforcement, Jadwal Reinforcement, Penghapusan Reinforcement, dll. Berikut ini adalah sebuah video mengenai operant conditioning yang dipresentasikan oleh Skinner sendiri.

  • Positive Punishment: Cara mengurangi perilaku dengan cara memberikan punishment (hukuman). Contoh: Apabila teman sekelompok tugas kita malas mengerjakan tugas, kita keluarkan saja dari kelompok (punishmentnya: dikeluarkan). Sehingga, lain kali ia tidak akan melakukan hal yang sama yaitu tidak mengerjakan tugasnya.
  • Negative punishment : Cara mengurangi perilaku dengan menghilangkan hal-hal yang menyenangkan/disukai.  Contoh: Adik kita sangat suka bermain playstation. Setiap kali ia tidak mengerjakan tugas/prnya, ia  akan menerima hukuman yaitu tidak diperbolehkan bermain play station.


Kontribusi Psikologi Pendidikan Terhadap Kehidupan Sehari-hari

Psikologi pendidikan tidak hanya berguna di dalam bidang pendidikan, yakni dimana terjadi proses belajar dan mengajar. Psikologi pendidikan-pun memberikan kontribusi ke dalam kehidupan kita sehari-hari melalui pengaplikasian teori-teori belajarnya. Di dalam posting-posting saya berikutnya, akan saya jelaskan mengenai kira-kira bagaimana kontribusi teori-teori belajar ke dalam kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan apabila dipraktikan, posting-posting saya dapat berguna bagi kita semua.

Aktifitas Belajar



Belajar merupakan suatu kegiatan yang berkaitan erat dengan psikologi pendidikan. Berikut ini adalah bebrapa aktifitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. 
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku dari seseorang, oleh karena itu belajar harus dilakukan dengan beberapa aktivitas. Manusia mendapatkan ilmu atau pengajaran terdapat berbagai macam cara, antara lain yang telah dituliskan oleh Wasti Soemanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan Landasan kerja Pemimpin Pendidikan (2006).

1) Mendengarkan  

Dalam kehidupan manusia sehari-hari ada pergaulan atau sosialisasi dalam bentuk obrolan-obrolan verbal. Secara tidak langsung manusia menangkap pembicaraan verbal itu dengan pendengarannya dan mampu menyerap ilmu dari pendengaran-pendengarannya tersebut. Dalam metode mengajar di sekolah    juga ada metode mengajar ceramah yang berarti siswa mendengarkan semua perktaan dari guru dan siswa bertigas untuk menyerap intisari dari perkataan guru tersebut. Tetapi tidak semua orang dapat memanfaatkan metode belajar ini, metode belajar ini dinilai sudah kuno karena disini guru sebagai pusat dari berbagai ilmu (teacher center). Dalam balajar tidak hanya mendengar saja tetapi akan lebih baik lagi apabila dilakukan metode atau aktivitas lain lagi.

2) Memandang

Di dunia ini banyak sekali hal yang dapat dijadikan ilmu melalui stimulus visual kita. Dalam kehidupan sehari-hari banyak hal yang bisa kita pandang. Hal itulah yang bisa dijadikan ilmu oleh kita. Alam dan lingkungan kita dalah sekolah yang bisa dijadikan pembelajaran lewat memandang.

3) Meraba, Mencium, dan Mencicipi/Mengecap

Hal-hal tersebut seperti meraba, mencium, dan mencicipi adalah aktivitas sensorik sama halnya dengan mendengar dan memandang. Aktivitas meraba, mencium dan mengecap dapat dijadikan pembelajaran apabila didorong oleh kebutuhan-kebutuhan atau motivai untuk mencapai tujuan tertentu.

4) Menulis dan Mencatat 

Mencatat adalah salah satu aktivitas dari belajar. Seseorang mencatat atau menulus sebuah poin-poin untuk mudah diingat dan diaplikasikannya. Tidak semua aktivitas mencatat adalah suatu proses belajar seperti menjiplak atau mengkopi termasuk menyontek adalah aktivitas mencatat yang menurun. Mencatat     yang dikatakan belajar adalah apabila dalam mencatat tersebut dapat diketahui tujuan dan kebutuhannya agar proses belajar dapat menyerap.

5) Membaca

Membaca merupakan aktivitas belajar yang apabila dapat dilakukan dengan benar dpat mengakibatkan penyerapan ilmu. Membac yang bukan dikatakan belajar adalah membaca sambil berbaring atau tiduranMembaca sambil berbaring bukan dikatakan belajar karena pikiran orang yang membaca sambil berbaring terbagi antara membaca dan tiduran. Membaca yang efektif adalah membaca dengan set, misalnya dengan memperhatikan judul, topik-topik, utama dengan berorientasi ke tujuan.

6) Membuat Ikhtisar atau Ringkasan, dan Menggarisbawahi

Ikhtisar atau ringkasan ini dapat membantu mengingat segala macam ilmu yang sudah kit abaca lewat buku pada masa-masa yang akan datang. Sementara membaca, hal-hal yang penting dapat kita garis bawahi untuk membantu mengingatkan kembali hal yang kit abaca dim as-masa yang akan datang. Hal-hal ini dapat membantu pengingatan kita dalam jangka waktu panjang yang akan datang.

7) Mengamati Tabel-Tabel, Diagram-Diagram, dan Bagan-Bagan

Dalam buku atau di lingkungan lain banyak kita jumpai bagan, tabel dan diagram. Materiil non-verbal ini sangat berguna untuk mempelajari materiil yang relevan itu. Demikian pula gambar-gambar, peta-peta, dan lain-lain dapat menjadi bahan ilustratif yang mambantu pemahaman kita tentang sesuatu hal.

8) Menyusun Paper atau Kertas Kerja

Dalam membuat paper yang terutama perlu mendapat perhatian adlah rumusan topik paper tersebut. Dari rumusan topik tersebut dapat ditentukan materiil yang relevan. Paper yang baik memerlukan perencanaan yang masak dengan terlebih dahulu mengumpulkan ide-ide yang menunjang serta penyediaan sumber-sumber yang relevan.

9) Mengingat

Mengingat dengan maksud agar ingat tentang sesuatu, belum termasuk sebagai aktifitas belajar. Mengingat yang didasari atas kebutuhan serta kesadaran untuk   mencapai tujuan belajar lebih lanjut adalah termasuk aktifitas belajar, apalagi jika mengingat itu berhubungan dengan aktifitas-akrifitas belajar lainnya.

10) Berfikir 

Dengan berfikir kita dapat menemukan penemuan-penemuan yang baru setidaknya kita menjadi tau tentang sesuatu yang telah kita pikirkan. Dengan berfikir kita akan mendapatkan gagasan-gagasan mengenai pemikiran kita.

11) Latihan dan Praktek

Latihan dan praktek merupakan aktivitas belajar dengan mengaplikasikan teori dan ilmu yang sudah didapatnya ke dalam dunia nyata. Orang melaksanakan kegiatan belatih tentunya sudah mempunyai dorongan untuk mencapai tertentu yang dapat mengembangkan aspek pada dirinya. Orang yang        berlatih atau berpraktek sesuatu tentunya menggunakan set tertentu sehingga setiap gerakan atau tindakannya terarah kepada suatu tujuan.

Teori Belajar Gestalt

Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt adalah bahwa obyek atau peristiwa tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :

  1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan dapat dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek seperti ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
  2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
  3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang memiliki kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
  4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
  5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik berdasarkan susunan simetris dan keteraturan; dan
  6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.


Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :

  1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
  2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
  3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta didik dalam memahami tujuannya.
  4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
  5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan kemudian menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer belajar akan terjadi apabila peserta didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu persoalan dan menemukan generalisasi untuk kemudian digunakan dalam memecahkan masalah dalam situasi lain. Oleh karena itu, guru hendaknya dapat membantu peserta didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari materi yang diajarkannya.

Teori Pemrosesan Informasi dari Robert Gagne


Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

Menurut Gagne tahapan proses pembelajaran meliputi delapan fase yaitu, 

(1) motivasi; 

(2) pemahaman; 

(3) pemerolehan; 

(4) penyimpanan;

 (5) ingatan kembali; 

(6) generalisasi; 

(7) perlakuan dan 

(8) umpan balik.

Teori Belajar Kognitif Sosial Menurut Albert Bandura



Teori belajar Albert Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbale balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi. 


Teori Belajar Sosio Kultural Menurut Vygostky


Tokoh kontruktivis lain adalah Vygotsky. Sumbangan penting teori Vygotsky adalah penekanan pada hakekatnya pembelajaran sosiokultural. Inti teori Vygotsky adalah menekankan interaksi antara aspek “internal” dan “eksternal” dari pebelajaran dan penekanannya pada lingkungan sosial pebelajaran. Menurut teori Vygotsky, fungsi kognitif berasal dari interaksi sosial masing – masing  individu dalam konsep budaya. Vygotsky juga yakin bahwa pembelajaran terjadi saat siswa bekerja menangani tugas – tugas yang belum dipelajari namun tugas- tugas itu berada dalam “zone of proximal development” mereka. Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri  dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu.

Teori Vygotsky yang lain adalah “scaffolding“. Scaffolding adalah memberikan kepada seseorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap – tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Bantuan yang diberikan guru dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan menguraikan masalah ke dalam bentuk lain yang memungkinkan siswa dapat mandiri.

Vygotsky menjabarkan implikasi utama teori pembelajarannya yaitu 

1) menghendaki setting kelas kooperatif, sehingga siswa dapat saling berinteraksi dan saling memunculkan strategi – strategi pemecahan masalah yang efektif dalam masing – masing zone of proximal development  mereka; 

2) Pendekatan Vygotsky dalam pembelajaran menekankan scaffolding. Jadi teori belajar Vygotsky adalah salah satu teori belajar sosial sehingga sangat sesuai dengan model pembelajaran kooperatif karena dalam model pembelajaran kooperatif terjadi interaktif sosial yaitu interaksi antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam usaha menemukan konsep – konsep dan pemecahan masalah.

Teori Belajar Kognitif menurut Piaget


Piaget merupakan salah satu pioner konstruktivis, ia berpendapat bahwa anak membangun sendiri pengetahuannya dari pengalamannya sendiri dengan lingkungan. Dalam pandangan Piaget, pengetahuan datang dari tindakan, perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini  peran guru adalah sebagai fasilitator dan buku sebagai pemberi informasi.

Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu

 1) memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Pengalaman – pengalaman belajar yang sesuai dikembangkan dengan memperhatikan tahap fungsi kognitif dan jika guru penuh perhatian terhadap Pendekatan yang digunakan siswa untuk sampai pada kesimpulan tertentu, barulah dapat dikatakan guru berada dalam posisi memberikan pengalaman yang dimaksud, 

2) mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan, 

3) memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbungan itu berlangsung pada kecepatan berbeda. Oleh karena itu guru harus melakukan upaya untuk mengatur aktivitas di dalam kelas yang terdiri dari individu – individu ke dalam bentuk kelompok – kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam bentuk klasikal, 

4) mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.

 

Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognitif lebih menekankan pada belajar merupakan suatu proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia. Seperti juga diungkapkan oleh Winkel (1996: 53) bahwa “Belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif dan berbekas”.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya belajar adalah suatu proses usaha yang melibatkan aktivitas mental yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi aktif dengan lingkungannya untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

Sesuai dengan karakteristik matematika maka belajar matematika lebih cenderung termasuk ke dalam aliran belajar kognitif yang proses dan hasilnya tidak dapat dilihat langsung dalam konteks perubahan tingkah laku. Ada 2 tokoh ternama yang mencetuskan adanya teori belajar kognitif yaitu 

* Teori belajar kognitif menurut Piaget

* Teori belajar kognitif menurut  Vygostky 

* Teori Belajar Kognitif Sosial menurut Albert Bandura